tag:blogger.com,1999:blog-50117258621422480462024-03-13T12:07:55.628-07:00Dongeng Anak Anak DuniaCerita rakyat yang paman kumpul dari semua pelosok nusantara untuk adik adik semuahttp://www.blogger.com/profile/09829663715291658776noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-5011725862142248046.post-82834802486159116402009-02-20T22:35:00.000-08:002009-02-20T22:36:55.602-08:00Asal Usul Angpao<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">Asal-Usul Memberi Angpao</span><br /></div><div style="text-align: justify;"><pre>Di kalangan rakyat Tionghoa banyak terdapat kebiasaan atau tradisi dalam<br />menyambut datangnya tahun baru (Imlek), dan diwariskan secara turun-temurun,<br />salah satunya adalah angpao. Saat tahun baru Imlek, anak-anak akan bersujud dan<br />menyampaikan ucapan selamat tahun baru kepada yang lebih tua, saat itulah orang<br />tua akan membagikan angpao yang telah disiapkan sebelumnya kepada anak-anak.<br />Atau pada malam tahun baru saat anak-anak akan tidur, orang tua akan meletakkan<br />angpao itu secara diam-diam di bawah bantal mereka.<br /><br />Menurut cerita, pada zaman dahulu ada seekor binatang yang tinggi besar, setiap<br />tahun di malam tahun baru binatang itu keluar mengelus-elus dahi anak-anak yang<br />sedang tidur, anak-anak yang pernah dibelainya akan menjadi gila. Demi<br />keselamatan anak-anak, orang tua menjaga anak-anaknya sepanjang malam,<br />dinamakan "Sou Cong".<br /><br />Berdasarkan legenda di Provinsi Zhejiang, ada sebuah keluarga pasangan suami<br />istri yang baik dan jujur. Mereka baru memperoleh seorang anak diusia senja,<br />sehingga sangat menyayangi anaknya bagaikan benda pusaka. Pada suatu malam<br />tahun baru, agar sang anak tidak diganggu oleh "Cong" (Makhluk besar) itu,<br />kedua orang tuanya menemani anaknya bermain dengan kertas merah berisi uang,<br />setelah sepanjang malam bermain, karena lelahnya orang tua anak itu tertidur,<br />koin uang yang telah dibungkus dengan kertas merah itu jatuh di samping bantal<br />si anak.<br /><br />Tidak lama kemudian makhluk itu datang, lalu menjulurkan tangannya menjamah<br />kepala anak itu. Kedua orang tua anak itu terbangun kaget, namun, ingin<br />mencegah juga sudah terlambat, saat itulah tampak bungkusan merah di sisi<br />bantal anak itu memancarkan seberkas cahaya terang dan langsung menyinari<br />"Cong", makhluk itu berteriak histeris lalu kabur. Dalam waktu singkat,<br />orang-orang di seluruh pelosok desa mengetahui peristiwa tersebut, dan<br />menganggap bahwa malam hari terakhir ke-30 setiap tahun, dengan kertas merah<br />yang diisi uang dan diletakkan di sisi bantal anak-anak dapat menghalau makhluk<br />itu. Semua orang lalu mengisi uang dengan kertas merah, dan menamakan uang itu<br />sebagai angpao, anak-anak bisa melewati setahun usianya dengan selamat setelah<br />mendapatkan angpao.<br /><br />Sejarah angpao sudah sangat lama, sudah ada sejak zaman dinasti Han, uang pada<br />waktu itu sebagian besar berbentuk bundar berlubang bulat dan persegi. Sisi<br />depan angpao diukiri dengan tulisan "Qu Yang Chu Xiung" (menghalau bala dan<br />bencana), "Fu Shan Sou Hai"(sehat sejahtera), "Chang Ming Bai Sui" (panjang<br />umur) dan tulisan atau huruf yang membawa berkah. Ada juga di balik angpao itu<br />diukiri dengan gambar naga dan phoenix, kura-kura, ikan kembar dan<br />gambar-gambar hoki lainnya. Kemudian kebiasaan membagi-bagi uang pada musim<br />semi berubah menjadi tradisi orang tua memberi angpao pada anak yang lebih<br />muda.<br /><br />Angpao ada dua macam, pertama adalah merajut gambar naga dengan benang<br />berwarna, dan diletakkan di kaki ranjang. Kedua adalah angpao yang telah<br />dibungkus uang oleh orang tua, dan dibagikan kepada anak-anak setelah bersujud<br />mengucapkan selamat tahun baru kepada orang tua.<br /><br />Intinya, tradisi memberi angpao sudah bersejarah lama, ia (Angpao) itu<br />menandakan penambahan usia, menghalau penyakit, menolak bala, keselamatan dan<br />sebaginya, adalah do'a restu yang baik orang tua untuk anak-anak dan generasi<br />yang lebih muda.<br /><br />(Sumberr Dajiyuan)<br /><!-- http://www.mail-archive.com/singkawang@yahoogroups.com/msg01866.html --><br /></pre></div>Cerita rakyat yang paman kumpul dari semua pelosok nusantara untuk adik adik semuahttp://www.blogger.com/profile/09829663715291658776noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5011725862142248046.post-74624404547768742042009-02-20T22:31:00.000-08:002009-02-20T22:35:04.150-08:00Asal Usul Hari Cengbeng<div style="text-align: justify;"><pre>Cheng Beng, Hari Penghormatan Leluhur<br /><br /><br /></pre><div style="text-align: justify;">Setiap tanggal 4 atau 5 April, menurut tradisi Tionghoa, adalah hari Cheng Beng<br />(Mandarin: Qingming). Di mana menurut tradisi Tionghoa, orang akan<br />beramai-ramai pergi ke tempat pemakaman orang tua atau para leluhurnya untuk<br />melakukan upacara penghormatan. Biasanya upacara penghormatan ini dilakukan<br />dengan berbagai jenis, misalnya saja membersihkan kuburan, menebarkan kertas<br />sampai dengan membakar kertas yang sering dikenal dengan Gincua (mandarin:<br />Yinzhi=kertas perak).<br /><br />Cheng beng adalah salah satu dari 24 Jieqi yang ditentukan berdasarkan posisi<br />bumi terhadap matahari. Pada Kalender Gregorian AWAL (bukan akhir!) Cheng beng<br />jatuh pada tanggal 5 April atau 4 April. Bila kita artikan kata Cheng beng,<br />maka Cheng berarti cerah dan Beng artinya terang sehingga bila digabungkan maka<br />Chengbeng berarti terang dan cerah.<br /><br />Saat Chengbeng ideal untuk berziarah dan membersihkan makam karena cuaca yang<br />bagus (cuaca cerah, langit terang). Apalagi pada jaman dahulu lokasi pemakaman<br />cukup jauh dari tempat pemukiman. Bahkan bila ada orang yang tinggal jauh dari<br />kampung halamannya, mereka akan berusaha untuk pulang ke kampung halamannya,<br />khusus untuk melakukan upacara penghormatan para luluhur.<br /><br /><br />Sejarah Cheng Beng<br /><br />Sejarah Cheng beng dimulai sejak dulu kala dan sulit dilacak kapan dimulainya.<br />Pada dinasti Zhou, awalnya tradisi ini merupakan suatu upacara yang berhubungan<br />dengan musim dan pertanian serta pertanda berakhirnya hawa dingin (bukan cuaca)<br />dan dimulainya hawa panas. Ada sebuah syair yang menggambarkan bagaimana cheng<br />beng itu yaitu: "Sehari sebelum cheng beng tidak ada api" atau yang sering<br />disebut Hanshijie (han: dingin, shi: makanan, jie: perayaan/festival).<br /><br />Hanshijie adalah hari untuk memperingati Jie Zitui yang tewas terbakar di<br />gunung Mianshan. Jin Wengong (raja muda negara Jin pada periode Chunqiu akhir<br />dinasti Zhou) memerintahkan rakyat untuk tidak menyalakan api pada hari<br />tewasnya Jie Zitui. Semua makanan dimakan dalam kondisi dingin, sehingga<br />disebut perayaan makanan dingin.<br /><br />Chengbeng lebih tepat jika dikatakan terjadi pada tengah musim semi.<br />Pertengahan musim semi (Chunfen) sendiri jatuh pada tanggal 21 Maret, sedangkan<br />awal musim panas (Lixia) jatuh pada tanggal 6 Mei. Sejak jaman dahulu hari<br />cheng beng ini adalah hari untuk menghormati leluhur. Pada dinasti Tang, hari<br />cheng beng ditetapkan sebagai hari wajib untuk para pejabat untuk menghormati<br />para leluhur yang telah meninggal, dengan mengimplementasikannya berupa<br />membersihkan kuburan para leluhur, sembahyang dan lain-lain.<br /><br />Di dinasti Tang ini, implementasi hari cheng beng hampir sama dengan kegiatan<br />sekarang, misalnya seperti membakar uang-uangan, menggantung lembaran kertas<br />pada pohon Liu, sembayang dan membersihkan kuburan. Yang hilang adalah<br />menggantung lembaran kertas, yang sebagai gantinya lembaran kertas itu ditaruh<br />di atas kuburan. Kebiasaan lainnya adalah bermain layang-layang, makan telur,<br />melukis telur dan mengukir kulit telur.<br /><br />Permainan layang-layang dilakukan pada saat Chengbeng karena selain cuaca yang<br />cerah dan langit yang terang, kondisi angin sangat ideal untuk bermain<br />layang-layang. Sedangkan pohon Liu dihubungkan dengan Jie Zitui, karena Jie<br />Zitui tewas terbakar di bawah pohon liu. Pada dinasti Song (960-1279) dimulai<br />kebiasaan menggantungkan gambar burung walet yang terbuat tepung dan buah pohon<br />liu di depan pintu. Gambar ini disebut burung walet Zitui.<br /><br />Kebiasaan orang-orang Tionghoa yang menaruh untaian kertas panjang di kuburan<br />dan menaruh kertas di atas batu nisan itu dimulai sejak dinasti Ming. Menurut<br />cerita rakyat yang beredar, kebiasaan seperti itu atas suruhan Zhu Yuanzhang,<br />kaisar pendiri dinasti Ming, untuk mencari kuburan ayahnya. Dikarenakan tidak<br />tahu letaknya, ia menyuruh seluruh rakyat untuk menaruh kertas di batu nisan<br />leluhurnya. Rakyatpun mematuhi perintah tersebut, lalu ia mencari kuburan<br />ayahnya yang batu nisannya tidak ada kertas dan ia menemukannya.<br /><br />Kenapa pada hari cheng beng itu harus membersihkan kuburan?<br /><br />Itu berkaitan dengan tumbuhnya semak belukar yang dikawatirkan akar-akarnya<br />akan merusak tanah kuburan tersebut. Juga binatang-binatang akan bersarang di<br />semak tersebut sehingga dapat merusak kuburan itu juga. Dikarenakan saat itu<br />cuaca mulai menghangat, maka hari itu dianggap hari yang cocok untuk<br />membersihkan kuburan. Selain cerita di atas, ada pula tradisi dimana jika orang<br />yang merantau itu ketika pulang pada saat cheng beng, orang itu akan mengambil<br />tanah tempat lahirnya dan menaruh di kantong merah. Ketika orang tersebut tiba<br />lagi di tanah tempat ia merantau, ia akan menorehkan tanah tersebut ke alas<br />kakinya sebagai perlambang bahwa ia tetap menginjak tanah leluhurnya<br /><br /><br /><span style="text-decoration: underline;"></span><span style="font-weight: bold;">Versi Lain :</span><br /><br /><div style="text-align: center;">Asal Usul Hari Ceng Beng<br />(Ziarah Tahunan Tiongkok)<br /><br /></div>(Erabaru.or.id) Pada masa musim semi dan gugur, demi menghindari penindasan<br />Pangeran Pu Conger terpaksa mengasingkan diri ke luar negeri. Dalam pelariannya<br />di sebuah tempat yang tidak berpenghuni, karena.penat dan lapar menderanya,<br />sehingga tidak mampu lagi berdiri. Para pengawalnya berusaha mencari makanan,<br />namun, meski telah cukup lama berusaha tidak menemukan makanan sedikit pun.<br />Tepat di saat semuanya dalam kecemasan, pengawal Jie Zitui menuju ke tempat<br />yang sepi, dan dari pahanya sendiri memotong sepotong daging, memasak semangkok<br />sup daging. Makanan ini secara berangsur-angsur telah memulihkan tenaga Conger,<br />ketika pangeran mengetahui daging itu adalah daging sayatan Jie Zitui sendiri,<br />ia menitikkan air mata, sangat terharu.<br /><br />Sembilan belas tahun kemudian, Conger menjadi raja, yakni raja Pu Wengong di<br />masa lampau. Setelah naik tahta Wengong memberi hadiah kepada pejabat yang ikut<br />mengasingkan diri bersamanya waktu itu, hanya Jie Zitui satu-satunya yang<br />dilupakan olehnya. Banyak yang mengeluhkan perlakuan yang tidak adil bagi Jie<br />Zitui, banyak yang menasihatinya agar menghadap raja meminta hadiah. Sebaliknya<br />Jie Zitui paling memandang rendah orang-orang yang meminta jasa dan hadiah. Ia<br />berkemas-kemas, dan secara diam-diam pergi ke Mian Shan (gunung Mian) dan<br />menetap di sana.<br /><br />Mengetahui hal itu, kemudian Pu Wengong merasa malu bukan main, lalu ia membawa<br />orang mengundang Jie Zitui. Namun, Jie Zitui bersama ibunya telah meninggalkan<br />rumahnya pergi ke gunung Mian. Gunung Mian cukup tinggi dan perjalanan ke sana<br />sulit di tempuh, dipenuhi dengan pepohonan. Untuk mencari dua orang di gunung<br />tidaklah semudah bicara, ada yang menyarankan untuk membakar gunung Mian dari<br />tiga sisi, supaya bisa memaksa Jie zitui ke luar dari gunung. Saran ini pun<br />dianggap paling memungkinkan dilakukan.<br /><br />Kobaran api membakar segenap gunung Mian, namun, tidak ditemukan juga bayangan<br />Jie Zitui. Setelah api padam, orang-orang baru mendapati, ternyata Jie Zitui<br />yang menggendong ibunya sudah meninggal dalam posisi duduk di bawah sebuah<br />pohon willow tua. Melihat keadaan itu, Pu Wengong menangis tersedu-sedu<br />menyesali tindakannya. Ketika mengenakan pakaian pada jenazah dan dimaksukkan<br />ke dalam peti mati, dari dalam lubang pohon ditemukan secarik surat terakhir<br />yang ditulis dengan darah yang bertuliskan: "Menyayat daging untuk<br />dipersembahkan kepada raja dengan segenap kesetiaan, semoga paduka selalu<br />sentosa." Demi memperingati Jie Zitui, Raja Pu Wengong memerintahkan menetapkan<br />hari itu sebagai hari berpuasa.<br /><br />Pada tahun kedua, ketika Pu Wengong memimpin serombongan menteri mendaki gunung<br />untuk mengadakan upacara peringatan pada Jie Zitui, ia mendapati pohon Willow<br />tua yang telah mati itu hidup kembali. Lalu, pohon Willow tua itu diberi nama<br />"Willow Sentosa", sekaligus memberi petunjuk di seluruh negeri, dan menjadikan<br />hari terakhir berpuasa sebagai hari Ceng Beng atau hari ziarah ke makam, yang<br />kemudian diperingati oleh warga Tiongkok dan orang-orang etnis Tionghoa di<br />seluruh negeri. Pada tahun ini, hari Ceng Beng akan jatuh pada 5 April ini.<br /><br />(Sumber:Mingxin-net, Dajiyuan-net)<br /><br />Sumber versi lain :<br /></div><pre><a rel="nofollow" href="http://www.erabaru.or.id/k_11_art_20.htm">http://www.erabaru.or.id/k_11_art_20.htm</a></pre></div><br /><!-- http://www.mail-archive.com/singkawang@yahoogroups.com/msg02105.html -->Cerita rakyat yang paman kumpul dari semua pelosok nusantara untuk adik adik semuahttp://www.blogger.com/profile/09829663715291658776noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5011725862142248046.post-1977987057816413552008-12-23T03:51:00.000-08:002008-12-23T04:18:27.430-08:00Putri Thumbelina<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYajTFGGZkP26Q5S3lVVjLfsmBmfmGxusXRYNEieV4Apmcr9oZiAqTfdOLzKJxeKc-skvTkYc_q4vMQwcymZWoVAuMQ8yWXFHmPux6XiH8Dk1_iL55Ij5zC9hyS9jK5E6cm5io3wMtOn8/s1600-h/fordthumbelina2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 221px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYajTFGGZkP26Q5S3lVVjLfsmBmfmGxusXRYNEieV4Apmcr9oZiAqTfdOLzKJxeKc-skvTkYc_q4vMQwcymZWoVAuMQ8yWXFHmPux6XiH8Dk1_iL55Ij5zC9hyS9jK5E6cm5io3wMtOn8/s320/fordthumbelina2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282958532246175810" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Georgia;font-size:10;" >Pada jaman dahulu ada seorang wanita yang ingin memiliki seorang anak kecil mungil, tapi ia tidak tahu ke mana untuk mendapatkannya. Maka suatu hari ia pergi ke seorang penyihir tua dan berkata kepadanya, "Aku sangat mendambakan seorang anak yang kecil mungil. Dapatkah kau memberitahuku ke mana aku dapat mendapatkannya?"</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Oh, sekarang juga kita bisa memilikinya!" jawab si penyihir itu. "Ini, ambillah barleycorn ini. Dapat kukatakan padamu bahwa ini bukan jenis barleycorn yang ditaburkan seorang petani di sawahnya atau untuk memberi makan ayam-ayam jantan dan betina. Taruhlah ia dalam pot bunga dan kemudian kau akan tahu apa yang akan terjadi."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Oh, terima kasih," kata si wanita dan memberikan dua belas sen kepada si penyihir, karena sebanyak itulah harga barleycorn itu. Kemudian ia pulang ke rumah dan menanamnya. Tak lama kemudian biji tersebut tumbuh sekuntum bunga yang besar dan indah yang kelihatan seperi bunga tulip, tapi kelopak-kelopaknya tertutup rapat sekali seolah-olah ia masih kuncup saja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbubbSzQNg6sLEN69TI0RTLzaL3aY8iKNIXzrEHY1fEo2NWwuC2ybJRJfCnfTL3wEgqdKTogE7tVRsP_7ZfzY_rDmG7l0YC7rVxjcvWpRVqWHCxgR36ydtExp8hTL9__vwO1Xsu52RGwQ/s1600-h/2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 251px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbubbSzQNg6sLEN69TI0RTLzaL3aY8iKNIXzrEHY1fEo2NWwuC2ybJRJfCnfTL3wEgqdKTogE7tVRsP_7ZfzY_rDmG7l0YC7rVxjcvWpRVqWHCxgR36ydtExp8hTL9__vwO1Xsu52RGwQ/s320/2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282953622070815794" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">"Betapa indahnya bunga ini!" seru wanita itu, dan ia mencium kelopak-kelopak yang berwarna merah dan kuning tersebut. Saat ia mencium kelopak-kelopak tersebut bunga itu terbuka. Ia benar-benar bunga tulip, jenis yang biasa kita lihat, tapi di tengah-tengah bunga itu, pada kelopak-kelopaknya yang lembut dan seperti beludru, duduk seorang<span style=""> </span>anak perempuan kecil mungil, yang lembut dan cantik. Besar tubuhnya tak lebih dari sebuah ibu jari, maka wanita tersebut dan suaminya menyebutnya Thumbelina.<o:p></o:p></span></p><span id="fullpost"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Cangkang kenari yang dipelitur mengkilap berfungsi sebagai ayunan buat Thumbelina, kelopak-kelopak biru bunga violet sebagai kasurnya dan sebuah kelopak mawar sebagai selimutnya. Di sanalah ia tidur di malam hari, tapi di siang hari ia biasa bermain-main di atas meja. Di sini wanita itu menaruh sebuah mangkok, yang dikelilingi lingkaran bunga-bunga, tangkainya masuk dalam air, di mana mengambang sebuah kelopak tulip yang besar. Di kelopak inilah, Thumbelina duduk dan berlayar dari satu sisi mangkok ke sisi lainnya, mendayung dirinya sendiri dengan dua helai bulu kuda berwarna putih sebagai dayungnya. Sungguh pemandangan yang sangat menyenangkan. Ia juga menyanyi, dengan suaranya yang lebih lembut dan manis daripada yang pernah terdengar sebelumnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYrB-ERAX7C8DwJUm3qWoNbX9YMNCn1pX-id555Olj2Vt3A8An0zANhqhcaJ9PkQ43uq3wkVOu590Ya1ZsJNsuTpUPK7NtSnYwxj_G1Ee_YeaTdD5LLdQDxyHyaxBXPETsoAH__MSORZc/s1600-h/1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 269px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYrB-ERAX7C8DwJUm3qWoNbX9YMNCn1pX-id555Olj2Vt3A8An0zANhqhcaJ9PkQ43uq3wkVOu590Ya1ZsJNsuTpUPK7NtSnYwxj_G1Ee_YeaTdD5LLdQDxyHyaxBXPETsoAH__MSORZc/s320/1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282953480188874754" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">Suatu malam, ketika ia sedang berbaring di tempat tidurnya yang cantik, seekor Kodok tua merangkak masuk lewat sebuah kaca jendela yang pecah. Ia kelihatan sangat jelek dan wagu, dan ia melompat ke atas meja di mana Thumbelina terbaring tidur di bawah selimut kelopak mawar merah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Ia akan menjadi seorang isteri yang cantik bagi anakku," kata si Kodok. Setelah membawa cangkang kenari dengan Thumbelina di dalamnya, si Kodok melompat keluar dengan membawa cangkang tersebut melalui jendela menuju kebun.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Di sini mengalir sebuah sungai yang besar dan lebar, dengan tanggul-tanggul yang licin dan bersemak-semak, di mana si Kodok hidup bersama anak laki-lakinya. Huh, betapa wagu dan jeleknya ia, persis seperti ibunya!<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Kroak, kroak, kroak!" itulah<span style=""> </span>semua yang dapat ia katakan begitu melihat gadis kecil yang cantik tidur dalam cangkang kenari tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Jangan berbicara terlalu keras, itu bisa membangunkannya," kata si Kodok tua. "Ia bisa meloloskan diri dari kita sekarang juga. Tubuhnya seringan bulu. Kita harus menempatkannya pada sebuah daun lili yang luas di sungai itu. Ia begitu kecil dan ringan sehingga daun itu akan seperti sebuah pulau baginya. Di sana ia tak akan bisa melarikan diri dari kita, sementara kita akan mempersiapkan ruang tamu di bawah semak-semak di mana ia akan tinggal."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Tumbuh di sungai itu banyak sekali bunga lili air dengan daun-daunnya yang luas dan berwarna hijau yang kelihatan seolah-olah sedang mengambang di atas air. Daun yang paling jauh adalah daun yang terbesar, dan menujuk daun yang terbesar inilah si Kodok berenang dengan Thumbelina dalam cangkang kenarinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Thumbelina yang mungil itu bangun sangat awal di pagi hari, dan begitu melihat di mana ia berada ia mulai menangis keras sekali. Pada setiap tepi daun lili adalah air dan ia tidak dapat kembali ke darat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Si Kodok tua ada di bawah semak-semak, sedang menghias kamarnya dengan berbagai kercut dan kelopak-kelopak marigold berwarna kuning untuk membuatnya meriah bagi menantu perempuan barunya. Setelah selesai ia berenang keluar dengan anak laki-lakinya yang bertampang jelek menuju ke daun di mana Thumbelina berada. Ia ingin mengambil ayunan yang cantik ke kamar sebelum Thumbelina sendiri pergi ke sana. Si Kodok tua membungkuk rendah dalam air di depannya, dan berkata, "Inilah puteraku. Kau akan menikah dengannya dan kalian berdua akan hidup dalam kemewahan di bawah semak-semak itu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Kroak, kroak, kroak!" itulah semua yang dapat diucapkan anak kodok tersebut. Kemudian mereka mengambil dan membawa ayunan kecil yang rapi tersebut dan berenang pergi. Thumbelina duduk sendirian di atas daun hijau yang besar itu dan menangis, karena ia tak ingin hidup bersama si Kodok atau menikah dengan anak laki-lakinya yang jelek itu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Ikan-ikan kecil yang bereneng-renang di bawah air telah melihat si Kodok dengan sangat jelasnya dan mendengar apa yang ia katakan. Mereka menaikkan kepala mereka di atas air untuk melihat si Thumbelina dan berpendapat bahwa ia begitu cantik maka mereka merasa tak rela bila ia akan hidup bersama<span style=""> </span>si Kodok yang jelek itu. Tidak, ini tidak boleh terjadi, itulah keputusan mereka. Maka mereka berkumpul dalam air di sekitar tangkai hijau yang menopang daun di mana anak perempuan yang kecil mungil itu sedang duduk dan menggigit tangkai itu menjadi dua. Daun itu mengambang pergi mengikuti arus sungai, dengan membawa Thumbelina jauh hingga tak dapat dijangkau si Kodok.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Ia terus berlayar melewati beberapa negara, dan burung-burung yang duduk di semak-semak melihatnya dan menyanyi, "Betapa cantiknya gadis itu!" Daun itu terus mengambang pergi semakin jauh. Dengan demikian Thumbelina meninggalkan tanah kelahirannya sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Seekor Kupu-kupu putih kecil nan cantik berkedik-kedip di atasnya dan akhirnya hinggap pada daun itu. Thumbelina mempersilahkannya dan ia juga juga merasa senang. Sekarang si Kodok tidak dapat menjangkaunya, dan segala sesuatu begitu indah ke mana saja ia berlayar. Matahari bersinar di atas air dan membuatnya berkeliauan seperti perak yang paling cemerlang. Ia melepaskan pita pinggangnya<span style=""> </span>dan mengikatkan salah satu ujungnya pada tubuh si Kupu-kupu; ujung lainnya ia ikatankan pada daun itu, sehingga si Kupu-kupu meluncur bersama si Thumbelina lebih cepat daripada sebelumnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Segera setelah itu, seekor kumbang besar datang terbang melintas. Ia melihat Thumbelina dan dalam waktu singkat telah mencekeramkan kaki-kakinya di sekitar pinggangnya yang ramping dan terbang pergi bersamanya ke sebuah pohon. Si daun hijau terus mengambang pergi bersama dengan si Kupu-kupu, karena Thumbelina telah mengikatnya pada daun itu dan tidak bisa melepaskan ikatan itu. Betapa takutnya si Thumbelina ketika si Kumbang terbang bersamanya ke pohon itu! Dan khususnya ia sangat sedih mengingat si Kupu-kupu putih nan indah itu karena ia telah mengikatnya pada<span style=""> </span>daun itu. Jika ia tidak bisa lepas ia bisa mati karena kelaparan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Tapi si Kumbang tidak merasa harus memperdulikan nasib si Kupu-kupu. Ia duduk bersama Thumbelina pada sebuah daun besar berwarna hijau, memberinya madu yang berasal dari bunga-bunga<span style=""> </span>untuk dimakan dan mengatakan kepadanya bahwa ia sangat cantik, meskipun ia sama sekali tidak tidak seperti seekor kumbang. Kemudian, semua kumbang lainnya yang hidup di pohon yang sama datang berkunjung. Mereka meneliti Thumbelina dengan teliti, dan berkata, "Mengapa, ia hanya memiliki dua buah kaki! Betapa menjijikkan!"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Ia tidak punya tanduk perasa!" teriak kumbang lainnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Betapa jeleknya ia!" kata semua kumbang betina -- meskipun sesungguhnya Thumbelina sangat cantik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Si Kumbang yang telah mencurinya sangat tahu hal ini. Tapi ketika ia mendengar semua kumbang betina berkata bahwa Thumbelina jelek, ia juga mulai berpikir demikian dan memutuskan untuk tidak menahannya. Ia dapat pergi ke mana saja ia suka. Maka ia terbang turun bersamanya dan meletakkannya di atas sebuah bunga aster. Di sana ia duduk dan menangis, dengan mengira bahwa dirinya pasti bertampang jelek, karena si Kumbang tidak melakukan apa-apa dengannya. Namun ia adalah makhluk paling cantik yang tak dapat dibayangkan, begitu lembut dan halus, seperti kelopak mawar yang paling indah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Selama musim panas penuh si Thumbelina yang malang hidup sendirian di hutan yang lebat. Ia menganyam sebuah tempat tidur bagi dirinya sendiri terbuat dari daun-daun rumput dan menggantungnya ke atas di bawah sebuah daun semanggi sehingga ia terlindung dari hujan. Ia mengumpulkan madu dari bunga-bunga untuk manakan dan minum embun pada daun-daun setiap pagi. Demikianlah musim panas dan musim gugur berlalu. Tapi kemudian datanglah musim dingin -- musim dingin yang panjang dan sangat dingin. Semua burung yang menyanyi begitu merdu tentang dirinya telah terbang jauh. Daun-daun telah berguguran dari pohonnya, dan bunga-bunga mati semuanya. Daun semanggi yang besar di bawahnya ia tinggal telah melekuk dan tak ada yang tersisa kecuali tangkainya yang layu. Ia sangat kedinginan, karena pakaiannya telah rusak dan dirinya sendiri begitu kecil dan kurus. Si Thumbelina yang malang pasti akan mati membeku dengan segera. Salju mulai turun, dan setiap kepingan salju<span style=""> </span>yang menimpa padanya seperti satu sekop penuh, karena ia hanya setinggi satu inci. Ia membungkus dirinya dengan sebuah daun kering, tapi karena daun itu robek tengahnya, ia tak merasa hangat sama sekali. Ia menggigil kedinginan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Sekarang, tepat di luar hutan di mana ia hidup terhampar sebidang sawah yang luas. Padinya telah dipanen lama sebelumnya. Yang tertinggal hanyalah tunggul jerami kering dan gundul yang berdiri di tanah yang beku. Ini menjadikan sebuah hutan baginya untuk berkeliaran di dalamnya. Tiba-tiba<span style=""> </span>ia bertemu pintu seekor Tikus Sawah, yang mempunyai sebuah lubang kecil di bawah sebuah bukit kecil. Di sana si Tikus hidup dengan hangat dan nyaman, dengan<span style=""> </span>sebuah ruang gudang penuh dengan butir-butiran padi, sebuah dapur dan kamar makan yang mewah.<span style=""> </span>Thumbelina kecil yang malang itu naik ke pintu itu dan memohon sepotong kecil gandum, karena ia sudah dua hari tidak makan sama sekali.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYLc69TkI0msYueXlZuZbTRdPP6aeXrO2f-huvIhVZCK62Da5eUmDV8stO_N_uSDSxms4na7Ag4D-ZbkEgfqbXdPwmIzFv-zDZRQnrDZayAtjFeHntehBz6NyNuDv0Aw6qOBTlKbRPZAs/s1600-h/3.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 272px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYLc69TkI0msYueXlZuZbTRdPP6aeXrO2f-huvIhVZCK62Da5eUmDV8stO_N_uSDSxms4na7Ag4D-ZbkEgfqbXdPwmIzFv-zDZRQnrDZayAtjFeHntehBz6NyNuDv0Aw6qOBTlKbRPZAs/s320/3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282953752230761330" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">"Makhluk kecil yang malang!" kata si Tikus Sawah, karena ia seekor tikus tua yang baik hati. "Masuklah kedalam kamarku yang hangat dan makan bersamaku." Karena Thumbelina menyenangkan hatinya, ia berkata, "Menurutku sebaiknya kau bisa tinggal di sini selama musim dingin bersamaku. Kau harus menjaga kamarku tetap bersih dan rapi dan mengatakan kepadaku berbagai cerita, karena aku sangat menyukainya." Dan Thumbelina melakukan semua yang diminta si Tikus Sawah dan juga mengerjakannya dengan sangat baik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Aku sedang mengharapkan seseorang yang akan berkunjung ke sini malam ini," kata si Tikus Sawah. "Tetanggaku datang menjengukku sekali seminggu. Ia berada dalam lingkungan-lingkungan yang lebih baik daripada aku, memiliki kamar-kamar yang besar dan mengenakan jaket beludru hitam yang baik. Jika saja<span style=""> </span>kau bisa menikah dengannya, kau akan hidup sejahtera, meskipun ia buta. Kau harus menceritakan kepada semua cerita yang terbagus yang kau ketahui."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Tapi Thumbelina tidak memusingkan kepalanya dengan memikirkan tentangnya, karena ia hanyalah seekor tikus Mondok. Ia datang berkunjung mengenakan jaket beludru hitamnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Ia begitu kaya dan pandai," kata si Tikus Sawah kepadanya. "Rumahnya duapuluh kali lebih besar daripada rumahku. Ia mempunyai pengetahuan yang luas, tapi tidak tahan terhadap matahari dan bunga-bunga yang cantik dan selalu tidak suka membicarakan matahari dan bunga, karena ia belum pernah melihatnya."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Thumbelina harus menyanyi untuknya, maka ia menyanyi "Burung betina, burung betina, terbanglah pulang!" dan lagu-lagu lainnya dengan begitu merdu sehingga si Tikus Mondok jatuh cinta kepadanya. Ia tidak mengatakan apa-apa. Ia adalah tikus yang sangat berhati-hati. Sesaat sebelumnya, ia telah menggali lorong panjang di bawah tanah dari rumahnya sendiri ke rumah tetangganya. Ia mengijinkan si Tikus Sawah dan Thumbelina untuk berjalan dalam lorong ini sesering mereka suka, tapi memohon mereka untuk tidak takut terhadap Burung yang mati yang tergeletak di lorong tersebut. Ini adalah burung sungguhan dengan paruh dan bulu-bulu dan pasti telah mati waktu yang lama. Sekarang ia terkubur persis di mana si Tikus Mondok membuat lorongnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Satu hari si Tikus Mondok itu mengajak Thumbelina dan si Tikus Sawah memasuki lorong itu. Ia mengambil sepotong kayu di mulutnya, karena kayu itu menyala dalam kegelapan, dan pergi di depan mereka, menerangi jalannya melalui lorong gelap yang panjang. Ketika mereka sampai ke tempat di mana tergeletak si Burung yang mati, si Tikus Mondok menempelkan hidungnya yang besar pada langit-langit dan mendorong sebuah lobang ke atas hingga tembus sehingga sinar matahari dapat masuk kedalam. Di tengah-tengah jalan itu tergeletak seekor Burung layang-layang yang mati, kedua sayapnya yang cantik tertekan rapat ke kedua sisi tubuhnya, cakarnya dan kepalanya tertarik di bawah bulu-bulunya; si Burung yang malang itu pasti telah mati karena kedinginan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Thumbelina sangat sedih, karena ia sangat senang dengan semua burung kecil. Burung-burung kecil itu menyanyi dan berkicau begitu indah baginya sepanjang musim panas. Tapi si Tikus Mondok menendang Burung itu dengan kaki-kakinya yang bengkok dan berkata, "Sekarang ia tak bisa nyanyi lagi! Pasti mengenaskan menjadi seekor burung kecil! Aku sangat bersyukur bahwa anak-anakku tidak ada yang menjadi burung kecil. Burung-burung selalu kelaparan di musim dingin."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Ya, kau berbicara seperti orang yang bijaksana," kata si Tikus Sawah. "Apa yang dimiliki seekor burung, kecuali hanya bisa menyanyi, di waktu musim semi? Ia hanya bisa kelaparan dan membeku, dan harus kukatakan bahwa itu pasti sangat tak menyenangkan baginya!"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Thumbelina tidak berkata apa-apa. Begitu kedua ekor tikus itu berlalu, ia membungkuk ke Burung itu, merapikan bulu-bulunya dari kepalanya dan mencium kedua matanya yang tertutup dengan lembut. "Mungkin ia bersi menyanyi untukku di musim panas," katanya. "Betapa senangnya ia menyanyi untukku, hai si Burung kecil!"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Si Tikus<span style=""> </span>Mondok menutup lobang yang bisa dilewati sinar dan kemudian mengantarkan kedua wanita itu pulang. Tapi Thumbelina tidak bisa tidur malam itu. Ia bangun dari tempat tidur dan menenun selimut besar dari jerami dan membawanya pergi dan menutupkannya pada Burung yang mati itu. Ia menumpukkannya menghadap ke bawah selembut wool katun, yang ia temukan di kamar Tikus Sawah tersebut, sehingga si burung kecil yang malang tersebut harus terbaring terkubur dengan hangat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Selamat jalan, Burung kecil yang cantik!" katanya. "Selamat berpisah, dan terima kasih karena lagu-lagumu yang merdu di musim panas, ketika pepohonan tumbuh hijau dan matahari bersinar hangat pada tubuh kita!" Kemudian ia meletakkan kepalanya pada dada Burung itu. Tapi si Burung tidak mati. Ia telah beku, tapi sekarang ia telah menghangatkan tubuhnya, ia mulai hidup lagi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Pada musim gugur burung-burung layang-layang terbang pergi ke daratan-daratan asing. Tapi ada sebagian dari mereka yang terlambat berangkat dan kemudian menjadi kedinginan sehingga mereka jatuh seolah-olah mereka mati, dan salju turun dan menutupi mereka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Thumbelina menggigil, ia begitu takut. Burung itu sangat besar baginya, karena tubuhnya sendiri hanya setinggi satu inci. Tapi ia memberanikan diri, menumpuk bulu burung lebih dekat di sekitar si Burung layang-layang yang malang itu, mengambil selimut kecilnya sendiri dan meletakkannya di atas kepalanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Malam berikutnya ia merangkak keluar ke tempat Burung itu. Di sana ia berada, hidup tapi sangat lemah. Ia hanya bisa membuka kedua matanya selama sesaat dan memandang Thumbelina, yang sedang berdiri di depannya dengan sepotong kayu kawul di tangannya, karena ia tidak punya obor lainnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Terima kasih, anak kecil yang manis!" kata si Burung layang-layang kepadanya. "Aku benar-benar merasa hangat. Aku akan segera kuat lagi dan akan bisa terbang keluar sekali lagi kedalam sinar matahari yang hangat."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Oh," katanya, "di luar masih sangat dingin. Sekarang sedang bersalju dan membeku!" Tetaplah di ranjangmu yang hangat. Aku akan merawatmu!" <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Kemudian ia membawakan air dalam sebuah kelopak bunga untuknya, yang ia minum. Burung layang-layang itu mengatakan kepadanya bagaimana salah satu sayapnya telah patah karena sebuah bramble sehingga ia tidak dapat terbang bersama-sama dengan burung-burung layang-lalainnyanya, yang telah terbang jauh ke daratan-daratan yang lebih hangat. Akhirnya ia jatuh karena kelelahan, dan kemudian ia tidak ingat apa-apa lagi. Selama musim dingin itu ia tetap berada di bawah sana, dan Thumbelina merawatanya dan mengobatinya dengan telaten. Ia tidak mengatakan apa-apa tentang hal ini kepada si Tikus Sawah maupun si Tikus Mondok, karena mereka tidak senang dengan Burung layang-layang yang malang itu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi99pXy12_xnhTOB1op-bZF2O-ZqP90vtIwfchOpQXA4wUeK6UJvVNaCKR3cANZnUHZQhFnT-lS41HMCovhp45DGOkk2kPBa3a_GL7Rz4PHZuauEg97bwjdZCzBAQY_xn1Eu2zU_6q6SC0/s1600-h/4.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 155px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi99pXy12_xnhTOB1op-bZF2O-ZqP90vtIwfchOpQXA4wUeK6UJvVNaCKR3cANZnUHZQhFnT-lS41HMCovhp45DGOkk2kPBa3a_GL7Rz4PHZuauEg97bwjdZCzBAQY_xn1Eu2zU_6q6SC0/s320/4.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282953900488833506" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">Begitu musim semi tiba, mata hari menghangatkan bumi lagi, si Burung layang-layang itu mengucapkan salam perpisahan kepada Thumbelina, yang membukan lobang baginya di atas yang telah di buat oleh si Tikus Mondok. Matahari bersinar dengan terangnya ke atas dirinya, dan si Burung layang-layang bertanya kepada Thumbelina apakah ia mau pergi dengannya. "Tidak, aku tak boleh pergi!" kata Thumbelina.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Selamat jalan, gadis kecil yang baik hati," kata si Burung layang-layang, dan terbang pergi menerobos sinar matahari. Thumbelina memandangnya dengan berlinangan air mata, karena is sangat senang dengan si Burung layang-layang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Tweet, tweet!" Burung itu menyanyi, dan terbang kedalam hutan yang hijau. Thumbelina sangat sedih. Ia tak diijinkan keluar meinkmati hangatnya sinar matahari. Biji-bijian yang disebar di sawah di atas rumah si Tikus Sawah telah tumbuh tinggi di udara dan membuat hutan yang lebat bagi gadis kecil yang malang itu, yang hanya setinggi satu inci.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Kau akan segera menjadi pengantin, Thumbelina," kata si Tikus Sawah suatu hari, "karena tetangga kita mengatakan bahwa ia ingin menikahimu. Betapa mujurnya seorang gadis kecil yang malang sepertimu! Sekarang kay harus mulai bekerja membuat pakaian pengantinmu sendiri, karena tak ada yang boleh kurang jika kau harus menjadi isteri tetanggaku, si Tikus Mondok itu!"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span><span id="fullpost"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWbOdc1wq-4qSSbIw1laf9ebNpQdUwrxcxDfAKFrV3JMdbur95tG0vreKo0HEt8daX4UuHlR1x2VCFeL7NEqB66-8vFKJ9ku4xjFUeDqzbt1-1bs-W-ez_VG1bfauPbNMRtP2VvbpA1Zg/s1600-h/5.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 226px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWbOdc1wq-4qSSbIw1laf9ebNpQdUwrxcxDfAKFrV3JMdbur95tG0vreKo0HEt8daX4UuHlR1x2VCFeL7NEqB66-8vFKJ9ku4xjFUeDqzbt1-1bs-W-ez_VG1bfauPbNMRtP2VvbpA1Zg/s320/5.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282954037077638306" border="0" /></a></span></span><span style="font-size:100%;">Thumbelina harus menjahit sepanjang hari, dan setiap petang si Tikus Mondok mengunjunginya dan mengatakan kepadanya bahwa bila musim panas usai matahari tak akan bersinar begitu panas. Sekarang ia membakar bumi sekeras sebuah batu. Nah, musim panas telah lewat, mereka akan mengadakan pernikahan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Tapi ia sama sekali tidak merasa bahagia terhadap pernikahan ini, karena ia tidak senang terhadap si Tikus Mondok yang pandir itu. Setiap pagi begitu matahari terbit, dan setiap petang bila matahari terbenam, ia mencuri-curi untuk keluar dari pintu rumah, dan bila angin sepoi-sepoi memisahkan tunggak-tunggak jerami sehingga ia dapat melihat langit yang cerah lewat tunggak-tunggak tersebut, ia berpikir betapa terang dan cerahnya keadaan di luar dan sangat ingin melihat Burung layang-layangnya yang ia sayangi lagi. Tapi ia tak pernah datang. Pasti ia telah terbang jauh kedalam hutan hijau yang lebat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Menjelang musim gugur Thumbelina telah merampungkan seluruh pakaian pengantinnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Dalam empat minggu kau akan menikah," kata si Tikus Sawah, tapi Thumbelina menangis dan menyatakan bahwa ia tidak akan menikah dengan si Tikus Mondok yang jelek rupa itu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Jangan keras kepala, atau aku akan menggigitmu dengan gigiku yang putih dan tajam ini! Kau akan memperoleh seorang suami yang baik. Raja sendiri tidak memiliki jaket beludru semacam ini.<span style=""> </span>Kamar gudang dan gudang bawah tanah penuh, dan kau akan senang karenanya."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Tibalah hari pernikahan itu. Si Tikus Mondok telah datang menjemput Thumbelina untuk hidup bersamanya dalam di bawah tanah, tidak pernah keluar ke sinar matahari yang hangat lagi, karena keluar menikmati sinar matahari yang hangat adalah apa yang tidak disukai si Tikus Mondok. Gadis kecil yang malang itu sangat sedih, karena sekarang ia harus mengucapkan selamat berpisah dengan matahari yang indah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Selamat tinggal, matahari yang cemerlang!" katanya sambil menangis, dengan merentangkan kedua tangannya kepadanya dan melangkah lagi keluar rumah. Sekarang padi itu telah dipanen dan hanya tinggal tunggak yang masih berdiri. "Selamat berpisah, selamat berpisah!" katanya, dan memelukkan kedua tangannya pada bunga merah yang tumbuh di sana. "Sampaikan salam sayangku pada si Burung layang-layang bila kau melihatnya!"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">"Tweet, tweet!" seketika itu juga terdengar suara si Burung layang-layang<span style=""> </span>di telinganya. Itu si Burung layang-layang terbang melintas! Ia merasa sangat senang begitu melihat Thumbelina. Ia mengatakan kepadanya bahwa ia harus hidup menikah dengan Tikus Mondok yang jelek, karena ia harus hidup di bawah tanah di mana tidak pernah ada sinar matahari, dan selagi ia mengatakan kesedihannya ia tak kuasa menahan tangisnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">"Sekarang musim dingin<span style=""> </span>yang dingin sudah mulai tiba," kata si Burung layang-layang. "Aku harus terbang jauh ke daratan-daratan yang lebih hangat. Maukah kau pergi denganku? Kau bisa duduk di punggungku, dan kita akan terbang jauh dari si Tikus Mondok yang jelek itu dan rumahnya yang gelap, ke atas gunung-gunung ke negara-negara yang hangat. Di sana sinar matahari lebih terang daripada di sini. Di sana selalu ada musim panas dan bunga-bunga yang yang indah selalu mekar. Ikutlah aku, Thumbelina kecil sayang, yang telah menyelamatkan jiwaku ketika aku terbujur beku di terowongan yang gelap itu!"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">"Ya, aku akan pergi bersamamu," kata si Thumbelina, dan memanjat di atas punggung si Burung layang-layang, dengan kaki-kakinya pada salah satu sayapnya yang terkembang. Tinggi di atas udara ia terbang, di atas hutan-hutan dan laut-laut, di atas gunung-gunung yang tinggi yang selalu tertutup dengan salju. Ketika ia merasa dingin ia merangkak di bawah bulu-bulunya yang hangat, hanya menampakkan sedikit kepalanya untuk mengagumi semua benda yang indah di dunia di bawahnya. Akhirnya mereka sampai pada daratan-daratan yang hangat. Di sana matahari lebih terang, langit kelihatan tinggi dua kali lipat, dan di pagar-pagar tanaman menggantung buah-buah anggur hijau dan ungu yang paling enak. Di kebun buah-buahan tumbuh jeruk dan lemon. Udaranya wangi dengan bau myrtle dan mint dan anak-anak kecil yang manis-manis berlari-larian dan bermain di jalan-jalan dengan kupu-kupu besar yang indah. Tapi si Burung layang-layang terus terbang lebih jauh, dan negara itu semakin indah. Di bawah pohon-pohonan hijau yang paling rindang di sisi sebuah danau nan biru berdiri sebuah benteng marmer putih yang berkilau-kilauan. Tanam-tanaman anggur merambat dari pilar-pilar dan di bagian atasnya terdapat banyak sarang burung layang-layang. Di salah satu sarang inilah tinggal si Burung layang-layang yang sedang membawa Thumbelina.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">"Inilah rumahku!" katanya. "Tapi ini tidak cocok denganmu untuk tinggal bersamaku. Aku tidak cukup rapi untuk membuatmu senang. Carilah sebuah rumah untuk dirimu sendiri dalam salah satu bunga yang paling indah yang tumbuh di bawah sana. Sekarang aku akan menurunkanmu dan kau bisa melakukan apa saja yang kau suka."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">"Itu akan baik sekali!" katanya, sambil bertepuk tangan. Di sana tergeletak sebuah tiang marmer putih besar yang telah jatuh ke tanah dan pecah menjadi tiga potong, tapi antara potongan-potongan ini tumbuh bunga-bunga putih yang paling indah. Si Burung layang-layang terbang turun bersama Thumbelina dan menurunkannya di atas salah satu daun yang lebar. Di sana, herannya, ia menemukan seorang laki-laki kecil mungil yang duduk di tengah-tengah bunga itu, seputih dan sebening seolah-olah ia terbuat dari kaca. Ia mengenakan mahkota keemasan yang paling indah di kepalanya dan sayap-sayap paliing indah pada kedua bahunya. Ia sendiri tidak lebih besar daripada Thumbelina. Ia adalah the spirit of flowers. Dalam masing-masing kuntum hidup seorang pria atau wanita yang mungil. Tapi ia adalah Rajanya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">"Betapa tampannya ia!" bisik Thumbelina kepada si Burung layang-layang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfQfvAxj0RKoD47DDvLMy5esoulYtRjwuwt2C8nchyphenhyphenA9TifYd8oMjRv34_LXPiAo49FhUd45OB-P__O_YhrjL6PRroXU0lhIxsKTQ33zZl0dciufLSdS0TRNFogHnS8hmXHO-BgxtF1RY/s1600-h/6.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 237px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfQfvAxj0RKoD47DDvLMy5esoulYtRjwuwt2C8nchyphenhyphenA9TifYd8oMjRv34_LXPiAo49FhUd45OB-P__O_YhrjL6PRroXU0lhIxsKTQ33zZl0dciufLSdS0TRNFogHnS8hmXHO-BgxtF1RY/s320/6.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282954163242888786" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">Si Raja kecil sangat ketakutan dengan si Burung Layang-layang, karena bila dibandingkan dengan<span style=""> </span>tubuhnya yang hanya sekecil itu Burung layang-layang itu bagaikan seeorang raksasa. Tapi begitu melihat Thumbelina, ia sangat senang, karena ia adalah seorang gadis yang tercantik yang pernah ia lihat. Ia melepaskan mahkotanya dari kepalanya dan mengenakannya di kepala Thumbelina, sambil bertanya kepadanya apakah ia mau menjadi isterinya, dan ia akan menjadi Ratu semua bunga. Memang, ia adalah seorang suami yang berbeda dari anak laki-laki si Kodok dan si Tikus Mondok<span style=""> </span>dengan jaket beludru hitamnya. Maka ia menjawab "Ya" kepada si Raja itu. Dan dari masing-masing bunga keluarlah seorang wanita atau seorang pria, begitu mungil dan manis yang merupakan kesenangan tersendiri untuk melihat mereka. Setiap orang membawa hadiah buat Thumbelina, tapi yang paling indah dari hadiah-hadiah itu adalah sepasang sayap yang indah yang mereka pasang pada punggungnya, dan sekarang ia juga dapat terbang dari satu bunga ke bunga lainnya. Mereka mengharapkan ia bahagia, dan si Burung layang-layang duduk di atas sarangnya dan menyanyikan mars pernikahan sebaik mungkin. Tapi ia merasa sedih, karena ia sangat senang dengan Thumbelina dan ia tidak ingin berpisah darinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">"Kau tak akan dipanggil Thumbelina!" kata the spirit of the flowers. "Itu nama yang jelek, dan kau jauh lebih cantik. Kami akan memanggilmu May Blossom."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">"Selamat berpisah, selamat berpisah!" kata si Burung layang-layang kecil dengan hati yang berat, dan ia terbang pergi ke daratan-daratan yang lebih jauh, jauh, jauh sekali, ke negara Denmark. Di sana ia mempunyai sebuah sarang kecil di atas jendela seseorang yang menceritakan cerita-cerita peri yang manis semacam ini. "Tweet, tweet!" ia menyanyi kepada orang itu. Dan itulah cara<span style=""> </span>kita belajar keseluruhan cerita itu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Georgia;"><span style=";font-family:georgia;font-size:100%;" >HANS CHRISTIAN ANDERSEN, ANDREW LANG COLLECTION.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Georgia;"><span style=";font-family:georgia;font-size:100%;" >Ilustrasi : Margaret Tarrant, H.J. Ford<br /></span></span></p></span>Cerita rakyat yang paman kumpul dari semua pelosok nusantara untuk adik adik semuahttp://www.blogger.com/profile/09829663715291658776noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5011725862142248046.post-71870378704124630462008-12-23T03:47:00.000-08:002008-12-23T03:50:04.102-08:00Cinderella<div id="preview"> <div style="display: block;" id="previewbody"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz7UQwMWnZCmOXnS4ruQttdKfOdJI_Z5YW1114Nss6pp5glC0si1EA4HEQlbwpYsvqCPWthGeoIG9TszDblwwlW63D6xb9vPTXfvmmUdC-gaCb_0YKOLyNSGpV2JWkqr0Jg56h-Px9pe8/s1600-h/lee_cindy1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 231px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz7UQwMWnZCmOXnS4ruQttdKfOdJI_Z5YW1114Nss6pp5glC0si1EA4HEQlbwpYsvqCPWthGeoIG9TszDblwwlW63D6xb9vPTXfvmmUdC-gaCb_0YKOLyNSGpV2JWkqr0Jg56h-Px9pe8/s320/lee_cindy1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282946887863932562" border="0" /></a><br /><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: 100%;">Pada jaman dahulu ada seorang pria yang menikahi wanita yang paling sombong dan tinggi hati di negeri itu. Ini pernikahan kedua kalinya bagi wanita itu. Dengan suami pertamanya, ia memiliki dua anak perempuan yang memiliki watak persis ibunya, sombong dan angkuh. Dengan isteri pertamanya, pria ini memiliki seorang anak perempuan yang memiliki watak yang sangat baik yang ia warisi dari ibu kandungnya. Ibunya seorang wanita yang paling baik sifatnya di seluruh negeri.</span><o:p></o:p></span><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Tak lama setelah perayaan pernikahan mereka, sang ibu tiri mulai menunjukkan sifat-sifat aslinya. Ia tidak senang dengan kelebihan-kelebihan anak tirinya yang cantik itu, terutama karena kelebihan-kelebihan itu membuat kedua putri kandungnya tampak tidak ada nilainya. Ia menyuruh gadis manis itu mengerjakan pekerjaan rumah yang paling kotor, seperti mencuci peralatan dapur, membersihkan meja makan dan mengepel kamar ibu tirinya dan juga kamar kedua saudara tirinya. Ia diberi tempat tidur di gudang yang sangat tidak layak di atas tumpukan jerami. Sementara kedua saudara tirinya menempati kamar-kamar tidur yang mewah dengan ranjang model terbaru, juga disediakan cermin besar sehingga dapat memandang diri mereka dari kepala sampai kaki.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Namun gadis yang baik hati ini menerima semua perlakuan ini dengan sabar. Dia tidak berani menceritakan kepada ayahnya. Ia pasti akan menyalahkan dirinya karena ayahnya lebih patuh kepada isteri keduanya. Bila ia bekerja, ia biasa pergi ke dalam cerobong asap, duduk diantara arang dan abu. Itulah sebabnya mengapa mereka menyebutnya Cinderwench (Gadis Arang). Tapi saudara tirinya yang lebih muda, yang tidak sekasar dan sekeji kakaknya, menyebutnya Cinderrella. Sekalipun mengenakan pakaian jembel, Cinderella seratus kali lebih cantik daripada kedua saudara, meski mereka mengenakan pakaian mewah.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> <span id="fullpost"><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Pada suatu hari, sang putra mahkota mengadakan pesta dansa dan mengundang semua orang ke pesta itu. Kedua saudara tiri Cinderella juga diundang karena mereka berusaha mempercantik wajahnya. Mereka senang menerima undangan putra mahkota dan sangat sibuk memilih gaun, rok dan hiasan kepala yang mungkin cocok guna menghadiri undangan itu. Ini masalah baru bagi Cinderella karena dialah yang harus menyetrika dan melipat kerutan pakaian saudara-saudara tirinya. Sementara keduanya tidak mau bekerja sedikitpun selain berdandan untuk memenuhi undangan putra mahkota kerajaan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">"Untukku," kata saudaranya yang tertua, "aku akan mengenakan setelan beludru merahku dengan hiasan Perancis."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">"Dan aku," kata saudara yang lebih muda, "akan mengenakan rok sutera yang biasa kupakai. Tapi memberikan sentuhan baru, aku akan memakai jam tangan dengan bunga emasa dan kalung intanku yang berbeda dari kalung-kalung kebanyakan."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Mereka menyuruh pembuat topi wanita mendandani hiasan-hiasan kepala dan mengatur topi mereka dengan jumbai ganda dan memesan gincu, pemerah pipi dan peralatan kecantikan dari Mademoiselle de la Poche.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Cinderella juga dimintai nasihatnya dalam semua hal karena ia memiliki banyak gagasan cemerlang. Dan Cinderella pun memberikan saran-sarannya bagaimana mendandani rambut saudara-saudara tirinya. Keduanya berharap Cinderella mau menuruti perintahnya. Saat sedang mendandani saudara-saudaranya, mereka berkata, "Cinderella, apakah kau tak ingin pergi ke pesta dansa itu?"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">"Aduh," jawab Cinderella, "orang macam aku tak pantas hadir ke pesta semacam itu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">"Kau benar," jawab mereka. "Orang-orang akan tertawa melihat gadis arang di sebuah pesta dansa istana."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Saking senangnya, kedua saudara Cinderella hampir dua hari tidak makan. Untuk mendapatkan bentuk tubuh yang indah dan lebih langsing, mereka merusak hampir selusin renda agar tubuh tampak langsing dan tak henti-hentinya berada di depan cerminnya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Akhirnya tibalah hari yang dinanti-nanti itu. Mereka berdua pergi ke istana dan Cinderella mengikuti kepergian kedua saudara tirinya itu dengan air mata yang dia tahan sedapat mungkin dan<span style=""> </span>ketika kedua saudaranya sudah tidak kelihatan lagi, barulah Cinderella menangis.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Ibu asuhnya mendapati Cinderella sedang menangis dan bertanya apa yang dia risaukan. "Seandainya saja, seandainya saja…," tapi Cinderella tak kuasa melanjutkan kata-katanya. Ia terus menangis dan terisak-isak.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Ibu asuhnya, yang sesungguhnya seorang peri, berkata, "Kau ingin pergi ke pesta itu, bukan?"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">"Ya," jawab Cinderella lirih di sela-sela tangisnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">"Baiklah," kata ibu asuhnya, "jadilah gadis yang baik, serahkan segalanya padaku. Aku akan mengaturnya sehingga kau dapat menghadiri pesta itu!" Kemudian ia berkata kepada Cinderella, "Pergilah ke kebun dan ambillah satu buah labu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Cinderella bergegas ke kebun untuk mengambil buah labu terbaik dan membawanya ke ibu asuhnya. Ia tak habis mengerti bagaimana mungkin buah labu ini dapat membantunya pergi ke pesta itu. Ibu asuhnya mengeluarkan isi buah labu sampai tersisa kulitnya saja. Kemudian ia memukul buah labu itu dengan tongkat sihirnya. Seketika itu pula, buah labu itu berubah menjadi sebuah kereta nan amat indah. Lalu ia mengambil enam ekor tikus dalam perangkap. Ia menyuruh Cinderella membuka pintu perangkap itu dan setelah semua tikus keluar dari perangkat dengan sentuhan tongkat sihirnya, keenam tikus itu berubah menjadi enam ekor kuda yang bagus dengan bulu-bulu tengkuk berwarna pirang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Bingung memikirkan siapa yang akan menjadi kusir keretanya, Cinderella berkata, "Aku akan mencari apakah dalam perangkap itu masih ada seekor tikus. Kita bisa menjadikannya kusir."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">"Baiklah," jawab ibu asuhnya. "Pergi dan carilah."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Cinderella membawa perangkap tikur itu kepada ibu asuhnya. Ternyata di dalam perangkap itu masih ada tiga ekor tikus besar-besar. Sang peri memilih salah satu tikus<span style=""> </span>yang memiliki kumis paling besar, dan dengan sekali sentuh dengan tongkat sihirnya, tikur itu berubah menjadi seorang kusir yang tegap dengan kumis paling menawan yang pernah dilihat mata. Kemudian ia berkata kepada Cinderella, "Pergilah ke kebun. Carilah enam ekor cecak dan bawa cecak-cecak itu padaku."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Cinderella cepat-cepat kembali ke kebun dan mencari apa yang diperintahkan kepadanya, menyerahkan cecak-cecak itu ke ibu asuhnya yang langsung mengubahnya menjadi enam pelayan laki-laki, yang berjalan di belakang kereta. Pakaian mereka berhiaskan perak dan emas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Setelah lengkap, berkatalah sang peri kepada Cinderella, "Nah, Cinderella, inilah kendaraan yang akan membawamu ke pesta dansa itu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">"Oh, ya?" teriak Cinderella, "tapi apakah aku harus pergi dengan pakaian compang-camping seperti ini?"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Ibu asuhnya lalu menyentuhkan tongkat sihirnya dan seketika itu pula berubahlah pakaian-pakaian Cinderella yang lusuh menjadi pakaian mewah dan indah terbuat dari perak. Semuanya dihiasi emas dan permata yang berkilauan. Kemduain sang peri memberi Cinderella sepasang sepatu kaca, sepatu tercantik di seluruh dunia. Setelah berdandan, kini Cinderella seperti puteri bangsawan yang cantik tak terperikan. Ia naik ke atas kereta dan siap berangkat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3z1ZF3OXUplVoB-PA4tWi0d5H8tYMKjCeyN5xgzn3tnaD84gE9P_E0-Enlcd68Cba2VDkU7JSb_Xl_2FJF5JYlIxQG0v0TSDMPtecuao3V80z4yjnxg7f7DciMaRrKmFceNTFyDhyphenhyphenKDM/s1600-h/tarrant_cindy1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 301px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3z1ZF3OXUplVoB-PA4tWi0d5H8tYMKjCeyN5xgzn3tnaD84gE9P_E0-Enlcd68Cba2VDkU7JSb_Xl_2FJF5JYlIxQG0v0TSDMPtecuao3V80z4yjnxg7f7DciMaRrKmFceNTFyDhyphenhyphenKDM/s320/tarrant_cindy1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282947216146300642" border="0" /></a><span style="font-size: 100%;">Sebelum berangkat, ibu asuhnya berkata, "Ingat pesanku Cinderella. Apapun yang terjadi, kau harus meninggalkan pesta dansa itu bila tengah malam tiba. Jika kau melanggarnya, kereta itu akan berubah menjadi buah labu lagi, kuda-kudamu akan berubah menjadi tikus, si kusir akan kembali menjadi tikus besar dan pelayan-pelayanmu akan menjadi cecak-cecak lagi. Dan pakaianmu yang indah itu akan kembali ke pakaian compang-campingmu seperti semula."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Cinderella berjanji kepada ibu asuhnya bahwa ia akan segera meninggalkan pesta dansa sebelum tengah malam. Kemudian Cinderella pun berangkat mengendarai keretanya. Cinderella hampir-hampir tidak bisa menahan diri karena gembira tiada <st1:place st="on">tara</st1:place>.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /><span style="font-size: 100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Perhelatan pesta dansa berlangsung dengan meriah dan dihadiri oleh semua bangsawan kerajaan. Juga para undangan yang mengenakan pakaian indah dan mewah. Mereka berdandan secantik mungkin karena dalam hati mereka ingin dipersunting oleh putra mahkota. Juga tampak kedua saudara Cinderella. Di tengah pesta dansa itu, putra mahkota diberitahu bahwa<span style=""> </span>seorang Putri nan cantik, yang tak diketahui asalnya, telah datang. Putra mahkota segera berlari menyambutnya. Ia memberikan tangannya untuk memandu sang Putri turun dari kereta dan menuntunnya memasuki ruangan pesta melewati orang-orang yang hadir. Seketika itu pula suasana berubah menjadi sunyi; para undangan berhenti menari, biola-biola berhenti dimainkan. Setiap orang amat terpesona oleh kecantikan luar biasa puteri yang belum mereka kenal itu. Tak ada kata-kata yang terdengar kecuali, "Ha! Cantik nian dia! Betapa eloknya puteri itu!"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Raja sendiri, sekalipun sudah tua, tak kuasa menahan diri untuk tak melihatnya. Ia mengatakan kepada sang Ratu sudah lama dia tidak melihat seorang putri secantik dia. Semua wanita sibuk mengamati pakaian dan hiasan kepalanya. Mereka hendak meniru polanya untuk pakaian-pakaian mereka sendiri asal menemukan bahan-bahan seindah itu dan tangan-tangan terampil untuk membuatnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Putra mahkota mengajaknya duduk di kursi kehormatan. Beberapa saat kemudian, putra mahkota mengajaknya berdansa. Mereka berdua berdansa. Cinderella manari degnan lemah-gemulai sehingga semua undangan semakin mengaguminya. Makan malam yang lezat dan beranekaragam telah dihidangkan, namun Putra Mahkota tidak menyentuh sedikitpun makanan itu karena ia mengagumi kecantikan Cinderella. Ketika Cinderella sedang bercakap-cakap dengan kedua saudara tirinya, tiba-tiba terdengar lonceng berdentang.<span style=""> </span>Sekarang sudah jam sebelas empat puluh <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city> menit. Cinderella segera memberikan penghormatan kepada semua undangan dan bergegas pergi meninggalkan pesta itu secepat mungkin.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span><span id="fullpost"><span><span id="fullpost"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLdWg60MwDqgUd0pEPNoQdKnq10brUsFTnSoJFDDPz6Mhw9Z9L-PxZifXRQqUOnLXAMO9SgnwIL4ZF5q6lcf-qScV8lOv6ddzIPiirSyP3iwKVfOYLDa2Ls1gV00HaWHxbEUJc-GYXs44/s1600-h/tarrant_cindy2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 468px; height: 163px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLdWg60MwDqgUd0pEPNoQdKnq10brUsFTnSoJFDDPz6Mhw9Z9L-PxZifXRQqUOnLXAMO9SgnwIL4ZF5q6lcf-qScV8lOv6ddzIPiirSyP3iwKVfOYLDa2Ls1gV00HaWHxbEUJc-GYXs44/s400/tarrant_cindy2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282942024613102946" border="0" /></a></span></span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidiUcIA7Af-GsgrtLCUhWrLK0txpeltr6kLHXgkfLONgy4NVjcT2vDVzFMwpW3bnMj3gvwEGT1ozkxHK4r5gqQIua_BV3yXbf9Ao1cvEH28j4Xoq120O7o8HYll8Vi4NBRmth4yiWXlNQ/s1600-h/tarrant_cindy3.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 238px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidiUcIA7Af-GsgrtLCUhWrLK0txpeltr6kLHXgkfLONgy4NVjcT2vDVzFMwpW3bnMj3gvwEGT1ozkxHK4r5gqQIua_BV3yXbf9Ao1cvEH28j4Xoq120O7o8HYll8Vi4NBRmth4yiWXlNQ/s320/tarrant_cindy3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282947687193021138" border="0" /></a><span style="font-size: 100%;">Sesampainya di rumah, ia segera menemui ibu asuhnya. Setelah mengucapkan terima kasih, Cinderella berkata bahwa ia sangat ingin menghadiri pesta dansa itu besok malam karena putra mahkota memintanya untuk datang kembali. Ketika Cinderella sedang menceriterakan semua yang terjadi<span style=""> </span>malam itu, kedua saudaranya mengetuk pintu dan Cinderella pun berlari membukakan pintu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">"Betapa lamanya kalian di pesta dansa itu!" teriaknya sambil menggosok kedua matanya dan menggeliat seolah-olah baru bangun tidur. (Tentu saja, Cinderella belum tidur sedetikpun sejak mereka meninggalkan rumah.)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">"Seandainya kau berada di <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city>," kata salah satu saudara perempuannya, "kau pasti tidak merasa bosan sedetikpun. Tiba-tiba datang seorang Puteri yang baik hati. Parasnya sangat cantik bahkan di mata orang yang telah mati sekalipun. Ia mengajari kami kesopanan dan menawari jeruk dan lemon."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Cinderella pura-pura tidak memperhatikan, tapi ia bertanya siapa nama sang Puteri itu. Mereka tidak mengetahui nama sang puteri dan putra mahkota akan memberitahu suluruh dunia siapa nama Puteri itu. Mendengar jawaban saudaranya, Cinderella tersenyum. Jawabnya, "Jadi, dia pasti sangat cantik. Betapa bahagianya kalian! Apakah aku bisa melihatnya? Ah, Nona Charlotte, pinjamkan pakaian kuning yang biasa kau kenakan setiap hari itu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">"Ah, yang benar saja," jawab saudaranya, "meminjamkan pakaianku kepada gadis arang dekil sepertimu! Apa aku sudah sebodoh itu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Jawaban seperti itulah yang sebenarnya diharapkan Cinderella. Dia senang dengan penolakan saudaranya karena pasti saudaranya tidak akan meminjami pakaiannya kepadanya, sekalipun dia memintanya dengan senda-gurau.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Malam berikutnya kedua saudara perempuan Cinderella pergi ke pesta dansa. Begitu juga Cinderella, malam ini dia berdandan lebih indah dari malam sebelumnya. Putra mahkota selalu berada di sisinya. Ia tidak pernah berhenti memuji Cinderella. <st1:city st="on"><st1:place st="on">Gaya</st1:place></st1:city><span style=""> </span>bicaranya sangat sopan dan ramah. Perilaku putra mahkota membuatnya lupa dengan apa yang diperingatkan ibu asuhnya. Ketika malam semakin larut, lonceng berdentang dua belas kali. Cinderella mengira malam belum terlalu larut, belum lagi jam sebelas. Menyadari ia telah mengabaikan perintah ibu angkatnya, Cinderella bangkit dan berlarisecepat rusa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Putera<span style=""> </span>Mahkota mencoba mengikutinya, tapi tak bisa menahannya. Saking terburu-buru, sepatu kaca Cinderella terlepas satu. Kecewa karena tidak bisa menahan pujaan hatinya, putera mahkota mengambil sepatu kaca yang tertinggal itu dengan hati-hati. Cinderella<span style=""> </span>sampai di rumah terengah-tengah dan kini pakaian telah berubah menjadi pakaian tua yang compang-camping. Tidak ada lagi kemewahan seperti malam sebelumnya. Tidak ada kereta kebesaran; tidak ada lagi pengawal dan kusir yang tampan atau kuda-kuda yang gagah, kecuali sepatu kaca yang masih dia pakai.<span style=""> </span>Itupun hanya satu, satunya secara tidak sengaja tertinggal di istana putra mahkota. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Kepada penjaga gerbang istana, putra mahkita bertanya apakah mereka melihat seorang Puteri keluar dari pesta dansa. Mereka hanya melihat seorang gadis muda berpakaian sangat miskin. Wajahnya bukan dari keluarga bangsawan, tapi lebih mirip gadis desa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Ketika kedua saudaranya kembali dari pesta, Cinderella bertanya apakah mereka memperoleh perlakuan yang baik dan apakah wanita yang baik hati itu ada di <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city>. Keduanya menjawab, "Ya, ia hadir lagi malam ini. Sikapnya sangat bijak seperti malam sebelumnya. Tapi dia pergi terburu-buru ketika jam berdentang dua belas kali. Saking terburu-burunya, sebuah sepatu kacanya tertinggal. Sepatu itu dipungut putra mahkota. Putra mahkota tak melakukan apa-apa selain memandangi sepatu kaca itu. Tampaknya dia sangat mencinta puteri nan cantik itu. Pemilik sepatu kaca yang tertinggal itu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Benarlah apa yang mereka katakan. Beberapa hari kemudian putera mahkota mengeluarkan pengumuman bahwa ia akan menikahi gadis yang kakinya pas dengan sepatu kaca ini. Putera mahkota yang sedang menunggu gadis pemilik sepatu kaca itu mulai mencoba mengenakan sepatu kaca itu kepada para puteri raja; juga puteri-puteri bangsawan kerajaan. Namun sia-sia belaka, tidak ada yang cocok. Sepatu itu juga dibawa kepada kedua saudara Cinderella. Keduany berusaha melakukan apa saja agar kaki mereka bisa masuk ke dalam sepatu itu. Tapi tidak berhasil. Cinderella, yang mengetahui sepatu itu pasangan miliknya, sambil tersenyum berkata kepada pembawa sepatu dari kerajaan, "Apakah saya boleh mencoba sepatu itu?"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;">Kedua saudara tirinya tertawa dan mulai menghinanya dengan perkataan yang menyakitkan hati. Pembawa sepatu kerajaan mengamati dengan bersungguh-sungguh Cinderella. Tahulah dia Cinderella ternyata sangat cantik. Menurut titah putra mahkota siapa saja diperkanankan mencoba sepatu kaca itu dan tidak adil jika Cinderella tidak diberi kesempatan mencobanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxtz5MraQdIYig92Dhe4RRipb_bC4gGP6c6OsRCZqOzIGJHM7C50ZZJI83drmpd9K2qCwC5chdCfTJ-XWlo2_8tpSiG_hif7UFKiQ42XbHRV50hmOory8Lj2o_EFrGF8iq1jFDINjOuwo/s1600-h/tarrant_cindy4.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 245px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxtz5MraQdIYig92Dhe4RRipb_bC4gGP6c6OsRCZqOzIGJHM7C50ZZJI83drmpd9K2qCwC5chdCfTJ-XWlo2_8tpSiG_hif7UFKiQ42XbHRV50hmOory8Lj2o_EFrGF8iq1jFDINjOuwo/s320/tarrant_cindy4.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282948423697560274" border="0" /></a><span style="font-size: 100%;">Ia meminta Cinderella duduk. Ketika memasangkan sepatu kaca itu pada kaki Cinderella, tahulah dia bahwa sepatu kaca itu dengan mudah bisa dimasuki dan pas di kaki Cinderella seolah-olah terbuat dari lilin. Kedua saudara perempuannya terkejut. Lebih terkejut lagi ketika Cinderella mengeluarkan sepasang sepatu satunya dari sakunya. Pada saat itu muncullah ibu perinya. Dengan menyentuhkan tongkat ajabinya ke pakaian Cinderella, seketika itu pula pakaian Cinderella berubah lebih indah dan anggun daripada pakaian-pakaian yang pernah ia kenakan sebelumnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Kedua saudara perempuannya bersujud di kakinya seraya minta ampun atas semua perlakuan menyakitkan yang telah mereka lakukan terhadapnya. Cinderella memeluk keduanya dan, dalam deraian air matanya, Cinderella mengatakan bahwa ia memaafkan mereka sepenuh hati dan tetap berharap keduanya tetap selalu menyayanginya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size: 100%;">Kemudian Cinderella dibawa ke kerajaan untuk bertemu dengan putra mahkota. Di mata putra mahkota, Cinderella semakin cantik daripada sebelumnya. Beberapa hari sesudahnya, mereka menikah. Pesta pernikahan sang putra mahkota dan Cinderella dirayakan oleh segenap rakyat kerajaan dan dihadiri para bangsawan kerajaan. Cinderella, yang kebaikannya hatinya tidak berbeda dengan kecantikan wajahnya, mengajak kedua saudara perempuannya untuk tinggal di istana. Keduanya diberi istana-istana sendiri dan di hari yang sama, dia menjodohkan keduanya dengan bangsawan-bangsawan istana. Cinderella dan putra mahkota hidup bahagia untuk selama-lamanya.</span></p><p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify;"><span id="fullpost"><span style="font-family: Georgia; font-size: 100%;">CHARLES PERRAULT, ANDREW LANG COLLECTION.</span></span></p><p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify;"><span id="fullpost"><span style="font-family: Georgia; font-size: 100%;">Illustrasi oleh : Margareth Tarrant,Ella Dolbear Lee </span></span></p></span></div></div></div>Cerita rakyat yang paman kumpul dari semua pelosok nusantara untuk adik adik semuahttp://www.blogger.com/profile/09829663715291658776noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5011725862142248046.post-12968510067150551752008-12-23T03:03:00.000-08:002008-12-23T03:39:18.711-08:00Cinderella<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz7UQwMWnZCmOXnS4ruQttdKfOdJI_Z5YW1114Nss6pp5glC0si1EA4HEQlbwpYsvqCPWthGeoIG9TszDblwwlW63D6xb9vPTXfvmmUdC-gaCb_0YKOLyNSGpV2JWkqr0Jg56h-Px9pe8/s1600-h/lee_cindy1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 231px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz7UQwMWnZCmOXnS4ruQttdKfOdJI_Z5YW1114Nss6pp5glC0si1EA4HEQlbwpYsvqCPWthGeoIG9TszDblwwlW63D6xb9vPTXfvmmUdC-gaCb_0YKOLyNSGpV2JWkqr0Jg56h-Px9pe8/s320/lee_cindy1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282946887863932562" border="0" /></a><br /><span style=";font-family:Georgia;font-size:10;" ><span style="font-size:100%;">Pada jaman dahulu ada seorang pria yang menikahi wanita yang paling sombong dan tinggi hati di negeri itu. Ini pernikahan kedua kalinya bagi wanita itu. Dengan suami pertamanya, ia memiliki dua anak perempuan yang memiliki watak persis ibunya, sombong dan angkuh. Dengan isteri pertamanya, pria ini memiliki seorang anak perempuan yang memiliki watak yang sangat baik yang ia warisi dari ibu kandungnya. Ibunya seorang wanita yang paling baik sifatnya di seluruh negeri.</span><o:p></o:p></span><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Tak lama setelah perayaan pernikahan mereka, sang ibu tiri mulai menunjukkan sifat-sifat aslinya. Ia tidak senang dengan kelebihan-kelebihan anak tirinya yang cantik itu, terutama karena kelebihan-kelebihan itu membuat kedua putri kandungnya tampak tidak ada nilainya. Ia menyuruh gadis manis itu mengerjakan pekerjaan rumah yang paling kotor, seperti mencuci peralatan dapur, membersihkan meja makan dan mengepel kamar ibu tirinya dan juga kamar kedua saudara tirinya. Ia diberi tempat tidur di gudang yang sangat tidak layak di atas tumpukan jerami. Sementara kedua saudara tirinya menempati kamar-kamar tidur yang mewah dengan ranjang model terbaru, juga disediakan cermin besar sehingga dapat memandang diri mereka dari kepala sampai kaki.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Namun gadis yang baik hati ini menerima semua perlakuan ini dengan sabar. Dia tidak berani menceritakan kepada ayahnya. Ia pasti akan menyalahkan dirinya karena ayahnya lebih patuh kepada isteri keduanya. Bila ia bekerja, ia biasa pergi ke dalam cerobong asap, duduk diantara arang dan abu. Itulah sebabnya mengapa mereka menyebutnya Cinderwench (Gadis Arang). Tapi saudara tirinya yang lebih muda, yang tidak sekasar dan sekeji kakaknya, menyebutnya Cinderrella. Sekalipun mengenakan pakaian jembel, Cinderella seratus kali lebih cantik daripada kedua saudara, meski mereka mengenakan pakaian mewah.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> <span id="fullpost"><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Pada suatu hari, sang putra mahkota mengadakan pesta dansa dan mengundang semua orang ke pesta itu. Kedua saudara tiri Cinderella juga diundang karena mereka berusaha mempercantik wajahnya. Mereka senang menerima undangan putra mahkota dan sangat sibuk memilih gaun, rok dan hiasan kepala yang mungkin cocok guna menghadiri undangan itu. Ini masalah baru bagi Cinderella karena dialah yang harus menyetrika dan melipat kerutan pakaian saudara-saudara tirinya. Sementara keduanya tidak mau bekerja sedikitpun selain berdandan untuk memenuhi undangan putra mahkota kerajaan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Untukku," kata saudaranya yang tertua, "aku akan mengenakan setelan beludru merahku dengan hiasan Perancis."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Dan aku," kata saudara yang lebih muda, "akan mengenakan rok sutera yang biasa kupakai. Tapi memberikan sentuhan baru, aku akan memakai jam tangan dengan bunga emasa dan kalung intanku yang berbeda dari kalung-kalung kebanyakan."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Mereka menyuruh pembuat topi wanita mendandani hiasan-hiasan kepala dan mengatur topi mereka dengan jumbai ganda dan memesan gincu, pemerah pipi dan peralatan kecantikan dari Mademoiselle de la Poche.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Cinderella juga dimintai nasihatnya dalam semua hal karena ia memiliki banyak gagasan cemerlang. Dan Cinderella pun memberikan saran-sarannya bagaimana mendandani rambut saudara-saudara tirinya. Keduanya berharap Cinderella mau menuruti perintahnya. Saat sedang mendandani saudara-saudaranya, mereka berkata, "Cinderella, apakah kau tak ingin pergi ke pesta dansa itu?"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Aduh," jawab Cinderella, "orang macam aku tak pantas hadir ke pesta semacam itu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Kau benar," jawab mereka. "Orang-orang akan tertawa melihat gadis arang di sebuah pesta dansa istana."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Saking senangnya, kedua saudara Cinderella hampir dua hari tidak makan. Untuk mendapatkan bentuk tubuh yang indah dan lebih langsing, mereka merusak hampir selusin renda agar tubuh tampak langsing dan tak henti-hentinya berada di depan cerminnya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Akhirnya tibalah hari yang dinanti-nanti itu. Mereka berdua pergi ke istana dan Cinderella mengikuti kepergian kedua saudara tirinya itu dengan air mata yang dia tahan sedapat mungkin dan<span style=""> </span>ketika kedua saudaranya sudah tidak kelihatan lagi, barulah Cinderella menangis.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Ibu asuhnya mendapati Cinderella sedang menangis dan bertanya apa yang dia risaukan. "Seandainya saja, seandainya saja…," tapi Cinderella tak kuasa melanjutkan kata-katanya. Ia terus menangis dan terisak-isak.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Ibu asuhnya, yang sesungguhnya seorang peri, berkata, "Kau ingin pergi ke pesta itu, bukan?"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Ya," jawab Cinderella lirih di sela-sela tangisnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Baiklah," kata ibu asuhnya, "jadilah gadis yang baik, serahkan segalanya padaku. Aku akan mengaturnya sehingga kau dapat menghadiri pesta itu!" Kemudian ia berkata kepada Cinderella, "Pergilah ke kebun dan ambillah satu buah labu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Cinderella bergegas ke kebun untuk mengambil buah labu terbaik dan membawanya ke ibu asuhnya. Ia tak habis mengerti bagaimana mungkin buah labu ini dapat membantunya pergi ke pesta itu. Ibu asuhnya mengeluarkan isi buah labu sampai tersisa kulitnya saja. Kemudian ia memukul buah labu itu dengan tongkat sihirnya. Seketika itu pula, buah labu itu berubah menjadi sebuah kereta nan amat indah. Lalu ia mengambil enam ekor tikus dalam perangkap. Ia menyuruh Cinderella membuka pintu perangkap itu dan setelah semua tikus keluar dari perangkat dengan sentuhan tongkat sihirnya, keenam tikus itu berubah menjadi enam ekor kuda yang bagus dengan bulu-bulu tengkuk berwarna pirang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Bingung memikirkan siapa yang akan menjadi kusir keretanya, Cinderella berkata, "Aku akan mencari apakah dalam perangkap itu masih ada seekor tikus. Kita bisa menjadikannya kusir."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Baiklah," jawab ibu asuhnya. "Pergi dan carilah."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Cinderella membawa perangkap tikur itu kepada ibu asuhnya. Ternyata di dalam perangkap itu masih ada tiga ekor tikus besar-besar. Sang peri memilih salah satu tikus<span style=""> </span>yang memiliki kumis paling besar, dan dengan sekali sentuh dengan tongkat sihirnya, tikur itu berubah menjadi seorang kusir yang tegap dengan kumis paling menawan yang pernah dilihat mata. Kemudian ia berkata kepada Cinderella, "Pergilah ke kebun. Carilah enam ekor cecak dan bawa cecak-cecak itu padaku."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Cinderella cepat-cepat kembali ke kebun dan mencari apa yang diperintahkan kepadanya, menyerahkan cecak-cecak itu ke ibu asuhnya yang langsung mengubahnya menjadi enam pelayan laki-laki, yang berjalan di belakang kereta. Pakaian mereka berhiaskan perak dan emas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Setelah lengkap, berkatalah sang peri kepada Cinderella, "Nah, Cinderella, inilah kendaraan yang akan membawamu ke pesta dansa itu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Oh, ya?" teriak Cinderella, "tapi apakah aku harus pergi dengan pakaian compang-camping seperti ini?"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Ibu asuhnya lalu menyentuhkan tongkat sihirnya dan seketika itu pula berubahlah pakaian-pakaian Cinderella yang lusuh menjadi pakaian mewah dan indah terbuat dari perak. Semuanya dihiasi emas dan permata yang berkilauan. Kemduain sang peri memberi Cinderella sepasang sepatu kaca, sepatu tercantik di seluruh dunia. Setelah berdandan, kini Cinderella seperti puteri bangsawan yang cantik tak terperikan. Ia naik ke atas kereta dan siap berangkat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3z1ZF3OXUplVoB-PA4tWi0d5H8tYMKjCeyN5xgzn3tnaD84gE9P_E0-Enlcd68Cba2VDkU7JSb_Xl_2FJF5JYlIxQG0v0TSDMPtecuao3V80z4yjnxg7f7DciMaRrKmFceNTFyDhyphenhyphenKDM/s1600-h/tarrant_cindy1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 301px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3z1ZF3OXUplVoB-PA4tWi0d5H8tYMKjCeyN5xgzn3tnaD84gE9P_E0-Enlcd68Cba2VDkU7JSb_Xl_2FJF5JYlIxQG0v0TSDMPtecuao3V80z4yjnxg7f7DciMaRrKmFceNTFyDhyphenhyphenKDM/s320/tarrant_cindy1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282947216146300642" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">Sebelum berangkat, ibu asuhnya berkata, "Ingat pesanku Cinderella. Apapun yang terjadi, kau harus meninggalkan pesta dansa itu bila tengah malam tiba. Jika kau melanggarnya, kereta itu akan berubah menjadi buah labu lagi, kuda-kudamu akan berubah menjadi tikus, si kusir akan kembali menjadi tikus besar dan pelayan-pelayanmu akan menjadi cecak-cecak lagi. Dan pakaianmu yang indah itu akan kembali ke pakaian compang-campingmu seperti semula."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Cinderella berjanji kepada ibu asuhnya bahwa ia akan segera meninggalkan pesta dansa sebelum tengah malam. Kemudian Cinderella pun berangkat mengendarai keretanya. Cinderella hampir-hampir tidak bisa menahan diri karena gembira tiada <st1:place st="on">tara</st1:place>.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><br /><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Perhelatan pesta dansa berlangsung dengan meriah dan dihadiri oleh semua bangsawan kerajaan. Juga para undangan yang mengenakan pakaian indah dan mewah. Mereka berdandan secantik mungkin karena dalam hati mereka ingin dipersunting oleh putra mahkota. Juga tampak kedua saudara Cinderella. Di tengah pesta dansa itu, putra mahkota diberitahu bahwa<span style=""> </span>seorang Putri nan cantik, yang tak diketahui asalnya, telah datang. Putra mahkota segera berlari menyambutnya. Ia memberikan tangannya untuk memandu sang Putri turun dari kereta dan menuntunnya memasuki ruangan pesta melewati orang-orang yang hadir. Seketika itu pula suasana berubah menjadi sunyi; para undangan berhenti menari, biola-biola berhenti dimainkan. Setiap orang amat terpesona oleh kecantikan luar biasa puteri yang belum mereka kenal itu. Tak ada kata-kata yang terdengar kecuali, "Ha! Cantik nian dia! Betapa eloknya puteri itu!"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Raja sendiri, sekalipun sudah tua, tak kuasa menahan diri untuk tak melihatnya. Ia mengatakan kepada sang Ratu sudah lama dia tidak melihat seorang putri secantik dia. Semua wanita sibuk mengamati pakaian dan hiasan kepalanya. Mereka hendak meniru polanya untuk pakaian-pakaian mereka sendiri asal menemukan bahan-bahan seindah itu dan tangan-tangan terampil untuk membuatnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Putra mahkota mengajaknya duduk di kursi kehormatan. Beberapa saat kemudian, putra mahkota mengajaknya berdansa. Mereka berdua berdansa. Cinderella manari degnan lemah-gemulai sehingga semua undangan semakin mengaguminya. Makan malam yang lezat dan beranekaragam telah dihidangkan, namun Putra Mahkota tidak menyentuh sedikitpun makanan itu karena ia mengagumi kecantikan Cinderella. Ketika Cinderella sedang bercakap-cakap dengan kedua saudara tirinya, tiba-tiba terdengar lonceng berdentang.<span style=""> </span>Sekarang sudah jam sebelas empat puluh <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city> menit. Cinderella segera memberikan penghormatan kepada semua undangan dan bergegas pergi meninggalkan pesta itu secepat mungkin.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span><span id="fullpost"><span><span id="fullpost"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLdWg60MwDqgUd0pEPNoQdKnq10brUsFTnSoJFDDPz6Mhw9Z9L-PxZifXRQqUOnLXAMO9SgnwIL4ZF5q6lcf-qScV8lOv6ddzIPiirSyP3iwKVfOYLDa2Ls1gV00HaWHxbEUJc-GYXs44/s1600-h/tarrant_cindy2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 468px; height: 163px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLdWg60MwDqgUd0pEPNoQdKnq10brUsFTnSoJFDDPz6Mhw9Z9L-PxZifXRQqUOnLXAMO9SgnwIL4ZF5q6lcf-qScV8lOv6ddzIPiirSyP3iwKVfOYLDa2Ls1gV00HaWHxbEUJc-GYXs44/s400/tarrant_cindy2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282942024613102946" border="0" /></a></span></span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidiUcIA7Af-GsgrtLCUhWrLK0txpeltr6kLHXgkfLONgy4NVjcT2vDVzFMwpW3bnMj3gvwEGT1ozkxHK4r5gqQIua_BV3yXbf9Ao1cvEH28j4Xoq120O7o8HYll8Vi4NBRmth4yiWXlNQ/s1600-h/tarrant_cindy3.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 238px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidiUcIA7Af-GsgrtLCUhWrLK0txpeltr6kLHXgkfLONgy4NVjcT2vDVzFMwpW3bnMj3gvwEGT1ozkxHK4r5gqQIua_BV3yXbf9Ao1cvEH28j4Xoq120O7o8HYll8Vi4NBRmth4yiWXlNQ/s320/tarrant_cindy3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282947687193021138" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">Sesampainya di rumah, ia segera menemui ibu asuhnya. Setelah mengucapkan terima kasih, Cinderella berkata bahwa ia sangat ingin menghadiri pesta dansa itu besok malam karena putra mahkota memintanya untuk datang kembali. Ketika Cinderella sedang menceriterakan semua yang terjadi<span style=""> </span>malam itu, kedua saudaranya mengetuk pintu dan Cinderella pun berlari membukakan pintu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Betapa lamanya kalian di pesta dansa itu!" teriaknya sambil menggosok kedua matanya dan menggeliat seolah-olah baru bangun tidur. (Tentu saja, Cinderella belum tidur sedetikpun sejak mereka meninggalkan rumah.)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Seandainya kau berada di <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city>," kata salah satu saudara perempuannya, "kau pasti tidak merasa bosan sedetikpun. Tiba-tiba datang seorang Puteri yang baik hati. Parasnya sangat cantik bahkan di mata orang yang telah mati sekalipun. Ia mengajari kami kesopanan dan menawari jeruk dan lemon."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Cinderella pura-pura tidak memperhatikan, tapi ia bertanya siapa nama sang Puteri itu. Mereka tidak mengetahui nama sang puteri dan putra mahkota akan memberitahu suluruh dunia siapa nama Puteri itu. Mendengar jawaban saudaranya, Cinderella tersenyum. Jawabnya, "Jadi, dia pasti sangat cantik. Betapa bahagianya kalian! Apakah aku bisa melihatnya? Ah, Nona Charlotte, pinjamkan pakaian kuning yang biasa kau kenakan setiap hari itu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">"Ah, yang benar saja," jawab saudaranya, "meminjamkan pakaianku kepada gadis arang dekil sepertimu! Apa aku sudah sebodoh itu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Jawaban seperti itulah yang sebenarnya diharapkan Cinderella. Dia senang dengan penolakan saudaranya karena pasti saudaranya tidak akan meminjami pakaiannya kepadanya, sekalipun dia memintanya dengan senda-gurau.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Malam berikutnya kedua saudara perempuan Cinderella pergi ke pesta dansa. Begitu juga Cinderella, malam ini dia berdandan lebih indah dari malam sebelumnya. Putra mahkota selalu berada di sisinya. Ia tidak pernah berhenti memuji Cinderella. <st1:city st="on"><st1:place st="on">Gaya</st1:place></st1:city><span style=""> </span>bicaranya sangat sopan dan ramah. Perilaku putra mahkota membuatnya lupa dengan apa yang diperingatkan ibu asuhnya. Ketika malam semakin larut, lonceng berdentang dua belas kali. Cinderella mengira malam belum terlalu larut, belum lagi jam sebelas. Menyadari ia telah mengabaikan perintah ibu angkatnya, Cinderella bangkit dan berlarisecepat rusa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Putera<span style=""> </span>Mahkota mencoba mengikutinya, tapi tak bisa menahannya. Saking terburu-buru, sepatu kaca Cinderella terlepas satu. Kecewa karena tidak bisa menahan pujaan hatinya, putera mahkota mengambil sepatu kaca yang tertinggal itu dengan hati-hati. Cinderella<span style=""> </span>sampai di rumah terengah-tengah dan kini pakaian telah berubah menjadi pakaian tua yang compang-camping. Tidak ada lagi kemewahan seperti malam sebelumnya. Tidak ada kereta kebesaran; tidak ada lagi pengawal dan kusir yang tampan atau kuda-kuda yang gagah, kecuali sepatu kaca yang masih dia pakai.<span style=""> </span>Itupun hanya satu, satunya secara tidak sengaja tertinggal di istana putra mahkota. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Kepada penjaga gerbang istana, putra mahkita bertanya apakah mereka melihat seorang Puteri keluar dari pesta dansa. Mereka hanya melihat seorang gadis muda berpakaian sangat miskin. Wajahnya bukan dari keluarga bangsawan, tapi lebih mirip gadis desa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Ketika kedua saudaranya kembali dari pesta, Cinderella bertanya apakah mereka memperoleh perlakuan yang baik dan apakah wanita yang baik hati itu ada di <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city>. Keduanya menjawab, "Ya, ia hadir lagi malam ini. Sikapnya sangat bijak seperti malam sebelumnya. Tapi dia pergi terburu-buru ketika jam berdentang dua belas kali. Saking terburu-burunya, sebuah sepatu kacanya tertinggal. Sepatu itu dipungut putra mahkota. Putra mahkota tak melakukan apa-apa selain memandangi sepatu kaca itu. Tampaknya dia sangat mencinta puteri nan cantik itu. Pemilik sepatu kaca yang tertinggal itu."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Benarlah apa yang mereka katakan. Beberapa hari kemudian putera mahkota mengeluarkan pengumuman bahwa ia akan menikahi gadis yang kakinya pas dengan sepatu kaca ini. Putera mahkota yang sedang menunggu gadis pemilik sepatu kaca itu mulai mencoba mengenakan sepatu kaca itu kepada para puteri raja; juga puteri-puteri bangsawan kerajaan. Namun sia-sia belaka, tidak ada yang cocok. Sepatu itu juga dibawa kepada kedua saudara Cinderella. Keduany berusaha melakukan apa saja agar kaki mereka bisa masuk ke dalam sepatu itu. Tapi tidak berhasil. Cinderella, yang mengetahui sepatu itu pasangan miliknya, sambil tersenyum berkata kepada pembawa sepatu dari kerajaan, "Apakah saya boleh mencoba sepatu itu?"<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Kedua saudara tirinya tertawa dan mulai menghinanya dengan perkataan yang menyakitkan hati. Pembawa sepatu kerajaan mengamati dengan bersungguh-sungguh Cinderella. Tahulah dia Cinderella ternyata sangat cantik. Menurut titah putra mahkota siapa saja diperkanankan mencoba sepatu kaca itu dan tidak adil jika Cinderella tidak diberi kesempatan mencobanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxtz5MraQdIYig92Dhe4RRipb_bC4gGP6c6OsRCZqOzIGJHM7C50ZZJI83drmpd9K2qCwC5chdCfTJ-XWlo2_8tpSiG_hif7UFKiQ42XbHRV50hmOory8Lj2o_EFrGF8iq1jFDINjOuwo/s1600-h/tarrant_cindy4.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 245px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxtz5MraQdIYig92Dhe4RRipb_bC4gGP6c6OsRCZqOzIGJHM7C50ZZJI83drmpd9K2qCwC5chdCfTJ-XWlo2_8tpSiG_hif7UFKiQ42XbHRV50hmOory8Lj2o_EFrGF8iq1jFDINjOuwo/s320/tarrant_cindy4.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282948423697560274" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">Ia meminta Cinderella duduk. Ketika memasangkan sepatu kaca itu pada kaki Cinderella, tahulah dia bahwa sepatu kaca itu dengan mudah bisa dimasuki dan pas di kaki Cinderella seolah-olah terbuat dari lilin. Kedua saudara perempuannya terkejut. Lebih terkejut lagi ketika Cinderella mengeluarkan sepasang sepatu satunya dari sakunya. Pada saat itu muncullah ibu perinya. Dengan menyentuhkan tongkat ajabinya ke pakaian Cinderella, seketika itu pula pakaian Cinderella berubah lebih indah dan anggun daripada pakaian-pakaian yang pernah ia kenakan sebelumnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Kedua saudara perempuannya bersujud di kakinya seraya minta ampun atas semua perlakuan menyakitkan yang telah mereka lakukan terhadapnya. Cinderella memeluk keduanya dan, dalam deraian air matanya, Cinderella mengatakan bahwa ia memaafkan mereka sepenuh hati dan tetap berharap keduanya tetap selalu menyayanginya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Kemudian Cinderella dibawa ke kerajaan untuk bertemu dengan putra mahkota. Di mata putra mahkota, Cinderella semakin cantik daripada sebelumnya. Beberapa hari sesudahnya, mereka menikah. Pesta pernikahan sang putra mahkota dan Cinderella dirayakan oleh segenap rakyat kerajaan dan dihadiri para bangsawan kerajaan. Cinderella, yang kebaikannya hatinya tidak berbeda dengan kecantikan wajahnya, mengajak kedua saudara perempuannya untuk tinggal di istana. Keduanya diberi istana-istana sendiri dan di hari yang sama, dia menjodohkan keduanya dengan bangsawan-bangsawan istana. Cinderella dan putra mahkota hidup bahagia untuk selama-lamanya.</span></p><p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify;"><span id="fullpost"><span style=";font-family:Georgia;font-size:100%;" >CHARLES PERRAULT, ANDREW LANG COLLECTION.</span></span></p><p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify;"><span id="fullpost"><span style=";font-family:Georgia;font-size:100%;" >Illustrasi oleh : Margareth Tarrant,Ella Dolbear Lee </span></span></p></span></div>Cerita rakyat yang paman kumpul dari semua pelosok nusantara untuk adik adik semuahttp://www.blogger.com/profile/09829663715291658776noreply@blogger.com0